Mark adalah seorang anak gelandangan yang miskin, Pada suatu hari
mark sedang berjalan di tengah kota, lalu tiba – tiba ia mendengar suara
tangisan seorang wanita di lorong gang jalan. Ternyata yang sedang
menangis adalah seorang gadis kecil yang terlihat kotor sekali..
Mark: Hei kenapa kau menangis?
Emma: HUEEEEE… HIK HIK HUEEEEEEE…..
Mark: Hei sudah jangan menangis lagi!
Emma: HIK HIK HUUU… HUEEEEE…
Mark: Kamu lapar ya? Ini aku punya roti (menanjahkan roti ke pipi emma)
Emma: … (emma melihat roti mark dan langsung memakannya dengan lahap)
Mark: …. (melihat emma dengan terheran heran)
Emma: UHUK UHUK!! (emma tersedak sambil memukul mukul dadanya)
Mark: Hei pelan - pelan! Jangan terburu - buru!
Emma: Terima kasih.. (sambil mengusap mulut dengan tangan)
Mark: Kamu kenapa menangis?
Emma: Aku lapar.. (memasang muka memelas)
Mark: Memangnya orangtuamu kemana?
Emma: Aku tidak punya orang tua lagi..
Mark: (memasang muka simpatik)
Mark: Namamu siapa?
Emma: Namaku Emma Heart Philia.. panggil saja aku emma! Namamu siapa?
Mark: Aku Mark Standley! Panggil saja aku ujang.. EH? SALAH! Panggil saja aku Mark.. HA HA HA HA
Emma: Ufufufufufuuf ( memasang senyum simpul )
Emma: ~kruyuuuukk~ (bunyi perutnya) Uuuh… Aku masih lapar..
Mark: Ayo ikut aku! (ajaknya)
Emma: Eh? Kemana?
Mark: Sudah ikut saja! Ayo! (mark menggandeng tangan emma)
Mark: Nah, kita akan mencuri makanan!
Emma: Eh? Me..Mencuri?
Mark: Iya! Kamu jadi umpannya ya!
Emma: Eh? Ka.. Kata Ibuku mencuri itu tidak baik!
Mark: Ini cara bertahan hidup! Kamu laparkan!? Kalau kau ingin makan kau harus berkorban!
Emma: Tapi.. Apa tidak ada cara lain selain mencuri..?
Mark: Sudah.. ikuti saja caraku ini! Aku yang mencuri makanannya ya! Kamu yang mengalihkan perhatian orang ya!
Emma:… (mengangguk dengan terpaksa)
Emma: PaAaaKk.. Minta PaAaaKk …. (muka memelas)
Tukang roti: MINTA APA KAU BOCAH! TIDAK ADA MAKANAN UNTUK MU! PERGI SANA! (memasang mata melotot)
(kali ini emma meminta makanan sang tukang roti dengan menelefonnya)
Tukang roti: ~tilut tiluuuutt~ Eh? Ada telfon! ya! Haloo!
Emma: ~PaAaaKk.. Minta PaAaaKk~ (bicara di telfon)
Tukang roti: EH? (melihat ke Emma)
Emma: PaAaaKk.. Minta PaAaaKk
Tukang Roti: HEI BOCAH TENGIK PERGI SANA!!! (sambil mengacungkan pisau roti)
Emma: HIIIII!!! (emma lari ketakutan)
Emma: HaaAAaaAAH… MARK BODOH! Sudah ku duga ini tidak akan berhasil!! (keluhnya)
(tiba tiba mark muncul di gang depan jalan)
Mark: Kerja yang bagus emma! (sambil memeluk dua roti panjang)
Emma: AAAHHH!!! MAAARK!! (emma terkejut)
Mark: ayo kita makan! (ujarnya)
Emma: YAAA!! (ucapnya dengan senang)
(dan merekapun makan roti itu secara lahap)
Mark: Ayo ikut aku emma!
Emma: Kita mau kemana lagi sih maark!? (gerutunya)
Mark: Tenang saja! Kali ini aku akan menunjukan hal yang bagus! (ujarnya)
(merekapun pergi bersama)
(mark membawa emma ke padang rumput yang indah)
Emma: UUAAAH!! PEMANDANGAN DI SINI INDAH SEKALI! (serunya)
Mark: Aku sering ke tempat ini untuk melepaskan beban pikiranku
Mark: UDARA DI SINI SEGAR YA!
Emma: IYA! SEJUK SEKALI!
( Mark tiba – tiba memeloroti celana dalam emma)
Emma: HEI!! APA YANG KAU LAKUKAN BODOH!!
Mark: AYO KEJAR AKU!! HA HA HA HAH
Emma: JANGAN LARI KAU BEDEBAH!! (berlari sambil mengacungkan pedang)
Mark: HEI!! DARI MANA KAU DAPAT PEDANG ITU!! (mark berlari ketakutan)
(merekapun
saling berlari, persahabatan diantara merekapun mulai terjalin, tak
terasa mereka sudah melewati waktu bersama - sama)
(dan siangpun telah berganti menjadi malam)
Emma: Hei mark.. Hari sudah gelap.. Kita mau tidur dima… (melihat mark yag berlumuran darah) …NAAAAAAAAAAAA!!!!!!
Mark: HA HA HA HA!! INI CUMA SAUS TOMAT KO! (ujarnya)
Emma: JANGAN LEBAY DEH!! EH TUNGGU DULU!! DARI MANA KAU DAPAT SAUS ITU!? (memasang muka heran)
Mark: Ooh..Sewaktu mencuri roti tadi, Aku juga mencuri ini..
Emma: Kenapa kau tidak mengeluarkannya dari tadi?!
Mark: Oh iya tadi aku lupa..
Emma: huuuuuu…(memasang muka jengkel)
Mark: Kita tidur disana saja! (menunjuk ke Goa)
Emma: Tapikan disana gelap..
Mark: TENANG SAJA! Kita buat api unggun dengan ranting dan kayu pohon!
Emma: Memangnya kau bisa membuat apinya?
Mark: TENANG SAJA! Aku punya ini! (memegang korek api)
Emma: HEI KENAPA KAU BISA MENGELUARKAN BARANG – BARANG ANEH BEGITU SAJA!?
Mark: Kenapa kau selalu bertanya?
( dan merekapun mencari ranting dan kayu dan kemudian dijadikan api unggun)
(ke esokan harinya..)
Emma: Hei mark.. Sudah pagiii!
Mark: Ng? Umm… (mengusap mata)
Emma: Perutku lapaar..
Mark: Bagaimana kalau kali ini kita mencuri ikan!! OK!!
Emma: (melihat mark dengan senyum simpul)
(Dan
hari – hari mereka berduapun dimulai.. Mereka melewati hari demi hari
dengan canda dan tawa. Tentunya juga dengan penuh perjuangan. Suka
maupun duka mereka lewati dengan bersama - sama)
(8 bulan kemudian)
Tukan Roti: Hei! Akhir – akhir ini barang daganganku sering hilang! Seperti ada yang mencurinya
Tukang Ayam: YA BENAR! DAGANGAN KU JUGA SERING HILANG!
Tukang Ikan: Bagaiman kalau nanti pencurinya ketemu, KITA HAJAR SAJA DIA SAMPAI MATI!!
Tukang Sayur: YA! AKU SETUJU!
(di lain tempat)
Mark: UHUK!! UHUK!! (mark batuk berdarah)
Emma: Mark kau sakit?
Mark: Tidak… Hanya batuk biasa.. (sambil menutupi bekas darahnya)
Emma: … (Emma hanya bisa melihat punggung mark dengan cemas)
Mark: Aku lapar.. AYO KE KOTA! (serunya)
Emma: Yaa.. (memasang muka sedih)
Mark: Kau kenapa emma? Aku benar – benar tidak apa – apa kok!
Emma: Yaa..
(di lain tempat)
Tukang Roti: Sedang apa kau?
Tukang Sayur: Aku sedang membuat jebakan!
Tukag Roti: Jebakan? Untuk siapa?
Tukang Sayur: TENTU SAJA UNTUK PARA PENCURI BERENGSEK ITU!!
Tukang roti: Oh benar juga! Sini aku bantu!
(sesampainya Mark dan Emma di kota)
Mark: Kali ini biar aku saja yang menjadi umpan! Kamu yang mencuri sayurnya! OK!
Emma: YA!
(mark pergi ke tempat pedagang sayur)
Mark: PaAaAak kasihanilah saya paak.. Saya belum makan sejak tiga hari…
Tukang Sayur: CIH!! TIDAK ADA MAKANAN UNTUK MU BOCAH!!
Mark: Tolonglah paak.. Kasihanilah saya paak..
(tiba tiba terdengar teriakan emma)
Emma: AAAAAAAAAHHHHHHH!!!!!!!! (tangan emma terluka akibat jebakan si tukang sayur)
(mark
dan Tukang Sayur kaget akan teriakan emma! Dan ternyata jebakan sang
tukang sayur berhasil, para pedagang yang sudah bersiap – siap sejak
tadi langsung mengepung dan mulai memukuli emma)
(Secara sepontan mark menolong emma dengan memukul para pedagang dengan tongkat yang di pegangnya sejak tadi)
Mark: EMMA!!! CEPAT LARI!!!!
Emma: TA… TAPI…
Mark: CEPAT LARIIIII!!!!
Emma: MAAAAAARRRRRKKKKK!!!!!! (emma menangis sambil berlari)
Mark: APAPUN YANG TERJADI!! JANGAN PERNAH KAU MENGINJAKAN KAKI MU KESINI LAGI EMMA!!!!
Mark: “Tidak akan ku biarkan kau terluka lebih dari ini emma!!” (berbicara dalam hati)
Tukang Ayam: CIH!! PENCURI YANG ITU LOLOS!!
Tukang Ikan: INI SEMUA KARNA ULAHNYA!! KITA BUNUH SAJA DIA!!
(mark mulai di pukuli hingga lemas oleh para pedagang)
Mark: “Emma… Terima kasih telah menjadi temanku selama ini.. I Love You Emma..” (berbicara dalam hati)
Tukang Roti: AKU PUNYA PISTOL!! MINGGIR!! BIAR KU AJARKAN DIA BAGAIMANA HIDUP DI IBU KOTA!!
~DOR!!~ (sebuah peluru telah melubangi kepala mark)
Emma:
(emma terkejut saat mendengar tembakan barusan, ia tahu telah terjadi
sesuatu yang sangat buruk pada mark, tetapi ia harus menuruti perintah
terakhir mark, jangan sampai ia kembali lagi ke sana)
(dengan
perasaan duka, emma tidak henti – hentinya menangis, ia menangis bukan
karena tangannya yang terluka saat terkena jebakan tadi, tetapi ia
menagis karena di tinggal sahabat terbaiknya)
(emma menagis di bukit yang sering ia kunjungi saat bermain bersama mark, tiba tiba sebuah suara muncul secara perlahan)
Emma: Mark?
Mark:
Jangan menagis emma.. Usaplah air matamu. Senyummu adalah senyumku..
sedihmu adalah sedihku ..Jika kau sedih, Selamanya arwahku tidak akan
tenang..
Emma: MAAAARRRRKKKK!!!!!
(secara perlahan arwah mark menghilang )
Emma: MAAAAARRRKKKK JANGAN PERGIIII!!!! JANGAN TINGGALKAN AKU SENDIRI!!!!
Mark: Selamanya aku akan terus menyayangimu emma..
Emma: MAAAAARRRKKKK!!!!!
Emma: HUUUUU… HUUUU….. HIK HIK…
(emma
meratapi kepergian sahabat terbaiknya itu di ujung bukit tinggi, sinar
senja matahari di sore hari ikut menemani kesedihannya hingga malam
tiba)
(17 tahun kemudian)
(emma memegang batu nisan mark buatannya sendiri sewaktu itu)
Emma: Mark.. (menagis)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar